Chpater 1 : Perubahan dalam Kehidupan Sekolah (Part 1)
Pada hari itu, Kelas 2-D menghadapi situasi aneh yang belum pernah di alami sebelumnya.
Teruhiko Yukimura berkali-kali mengguncangkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas.
"Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh Sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat."
Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, bicara pada Yukimura.
Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di kedua sisinya.
"Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura.
Meskipun dia berhenti mengguncangkan kakinya, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Dia diam-diam mengguncang kakinya ke atas dan ke bawah, dan itu pun menggesek celananya.
Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilnya, setelah itu Ayanokouji pergi ke suatu tempat, dia terpaksa harus menunggu di ruang kelas hingga Ayanokouji kembali. Hasebe menghela nafas, dan mengarahkan pandangannya ke luar jendela.
Gadis ini tahu bahwa Yukimura tidak biasanya mengguncangkan kaki, dia pun sadar tidak ada gunanya lagi menenangkan Yukimura. Suasana di Kelas 2-D terasa berat.
Langit biru yang cerah di musim semi pada bulan Mei ini, tampak begitu indah, pikir Hasebe dalam benaknya.
Kemudian, dia memikirkannya lagi, kenapa situasinya berakhir jadi seperti ini?
Pada ujian khusus di bulan April, siswa kelas satu berpasangan dengan siswa kelas dua untuk menyelesaikan ujian.
Ujian khusus itu merangkup 5 mata pelajaran, teman mereka Ayanokouji Kiyotaka.. mendapatkan nilai sempurna dalam ujian matematika.
Jika itu adalah ujian biasa, itu tidak terlalu mengejutkan melihat siswa mendapatkan nilai sempurna.
Dengan kemampuan akademis yang tinggi, Yukimura adalah siswa yang telah mendapatkan nilai sempurna agak beberapa kali. Tentu saja, ada pula siswa yang sesekali mendapatkan nilai sempurna. Mereka belajar dengan giat sebelum ujian, atau mendapatkan keberuntungan dalam ujian.
Tapi, ujian kali ini sangat jauh berbeda dari ujian-ujian sebelumnya.
Meskipun tidak sepintar Yukimura, Hasebe dapat menyadarinya samar-samar.
Dalam ujian khusus ini, terlepas dari subjekmya, Ayanokouji Kiyotaka adalah satu-satunya siswa di kelas yang mendapatkan nilai sempurna.
Tidak bisa dijelaskan apakah ini sudah disiapkan sebelumnya atau hanya sebuah kebetulan.
"Sudah 6 menit, ya... Kurasa dia tidak akan segera kembali."
Sebagai teman, dia tidak bisa meninggalkan Yukimura yang sedang gelisah. Hasebe berencana untuk membahas topik yang berbeda, tapi pada akhirnya, dia memutuskan untuk tetap diam dan menyerahkan topik pembicaraan pada Yukimura. Meskipun alasan utamanya ingin melakukan itu demi mengalihkan pikiran Yukimura, Hasebe sendiri juga ingin tahu fakta mengenai Ayanokouji yang mendapatkan nilai sempurna dalam mata pelajaran matematika.
"Apakah soalnya sangat sulit?"
Mendengar pertanyaan itu, Yukimura mengangguk tanpa ragu.
"Masalahnya bukan soalnya yang sulit atau tidak. Aku bahkan tidak mengerti maksud dari soal-soal ujian itu."
Apa yang dimaksud Yukimura bukan karena dia tidak bisa menjawab soalnya, melainkan dia tidak bisa memahami soal-soal tersebut.
"Setelah ujian selesai, aku mencoba menganalisis soal yang kuingat, dan aku menyadari bahwa soal-soal itu di luar jangkauan siswa SMA. Dengan kata lain, itu adalah soal yang seharusnya tidak bisa kita selesaikan."
"Apa-apaan itu? Apakah sekolah memiliki masalah? Pertanyaannya bahkan sudah berada diluar jangkauan ujian."
"Ini benar-benar tidak masuk akal. Itu sebabnya poin yang kau dapatkan setiap mata pelajaran turun drastis. Tapi ada juga pertanyaan yang mudah, tidak seperti yang dikatakan Chabashira-sensei."
Selain pertanyaan sulit yang tak terduga, ada juga beberapa pertanyaan tingkat rendah yang termasuk ke dalam ujian.
"Jadi mereka menebusnya dengan menaikkan nilai rata-rata kita?"
"Lagipula, hasil ujian terkait langsung dengan pengusiran. Itu sangat membantu kelas."
Itu merupakan sesuatu yang membahagiakan, tapi bagi Yukimura, itu hanyalah sesuatu yang sepele.
"Ayanokouji mendapatkan nilai sempurna, yang seharusnya tidak bisa didapatkan. Aku... sepertinya sedang menyaksikan trik sulap."
Fakta bahwa Yukimura sengaja memanggil nama belakangnya, jelas menunjukkan kebencian Yukimura.
"J-Jadi dia berhasil menjawab pertanyaan seperti itu, Kiyotaka-kun sungguh menakjubkan!"
Sakura mengatakan ini dengan senyum cerah di wajahnya, dia mencoba untuk mengubah suasana yang suram ini.
Namun itu malah berefek sebaliknya, wajah Yukimura semakin menegang.
"Aku berusaha untuk memahami kemampuan akademik 'kalian semua' selama tahun pertama, setidaknya aku sudah paham sampai tingkat tertentu. Itu sebabnya aku sangat terkejut dengan hasil ini, aku menilai tidak ada dari kalian yang bisa menjawab pertanyaan tersebut, berdasarkan perkiraanku.
(Tl note : ' anggota grup Ayanokouji)
"Ceritakan lebih banyak."
Mendengar percakapan grup Ayanokouji, Shinohara ikut bergabung.
Sebelum Yukimura menyadarinya, banyak teman sekelas yang mendengarkan perkataannya.
"Kalian semua sudah memeriksanya di tablet, kan? Apakah ada siswa di kelas kita yang mendapat nilai sempurna di salah satu mata pelajaran? Tidak, coba kalian lihat juga kelas-kelas lain, kalian akan mengerti nanti. Lilhatlah hasil keseluruhan tahun kedua. Tidak ada satupun siswa yang mendapat nilai sempurna, bahkan Ichinose ataupun Sakayanagi."
Fakta mengatakan lebih keras daripada kata-kata. Yukimura menunjukkan kenyataan dari apa yang terjadi dan meletakkan tablet di atas meja.
Di sana, terlihat hasil ujian siswa selain Kelas 2-D.
"Aku bahkan tidak tahu ini. Kau bisa melihat hasil ujian siswa di kelas lain. Bagaimana caranya?"
Shinohara yang terkejut mengambil tablet yang diberikan padanya, dia mengusap layar tablet itu seolah-olah tidak percaya akan hal itu.
"Entahlah. Mungkin karena pengenalan OAA, atau mungkin karena alasan lain. Apapun alasannya, kita harus menunggu sampai pengumuman detail ujian berikutnya untuk mengetahui jawabannya."
"Waaah, aku tidak suka ini! Bukankah ini berarti banyak yang akan mengetahui nilaiku? Ini sangat buruk!"
Karuizawa Kei, pemimpin para gadis di kelas mengatakan ini dengan kesal
Kemudian dia melanjutkan―
"Mungkin Ayanokouji-kun hanya jenius dalam bidang matematika saja! Kalian tahu kan, terkadang dalam drama di TV, ada seorang protagonis yang menggunakan pengetahuan matematika atau semacamnya untuk menyelesaikan kasus pembunuhan? Aku merasa seperti itu."
Meskipun perkataannya itu sedikit melenceng dari topik saat ini dan bisa saja dianggap sebagai angin lalu, Mendengar kata-kata Karuizawa itu, Yukimura menyangkalnya dengan wajah tercengang.
"Kalau begitu katakan padaku, mengapa dia tidak mendapatkan nilai sempurna pada ujian matematika sebelumnya? Jika dia bisa menjawab pertanyaan sesulit ini, tidak masuk akal baginya tidak mendapatkan nilai sempurna atau mendekatinya selama ini."
Yukimura menekankan hal itu, dia seolah-olah merasa yang lain telah melupakan inti pembicaraan.
"Apa gunanya menanyakan itu padaku? Yah, mungkin dia belajar sangat keras selama liburan musim semi, atau semacamnya?"
Jawaban yang tidak tepat dari Karuizawa membuat Yukimura semakin jengkel.
"Ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan dalam waktu singkat. Bahkan jika dia telah mempelajari tingkat yang lebih tinggi daripada yang bisa kubayangkan, itu tidak menjelaskan alasan dia bisa menyelesaikan soal yang jauh di luar pengetahuan siswa SMA! Kalau kau bahkan tidak dapat memahami hal itu, lebih baik tutup mulutmu."
(Wkwkwk ngegas)
Respons yang blak-blakan itu agak mengganggu bagi Karuizawa, dan membuatnya hampir mendekati titik kemarahan.
"Aku tidak tahu apa-apa tentang itu. Jadi bisakah kamu berhenti marah-marah begitu? Kamu membuatku kesal."
"Ya, ya! Bukankah itu aneh kalau kamu melampiaskan amarahmu pada Karuizawa-san?"
Maezono juga membalas perkataan Yukimura, untuk membantu Karuizawa.
Karuizawa yang telah mendapatkan sekutu, segera berbalik dan mulai menggali apa yang dikatakan Yukimura.
"Kamu bermulut besar, tapi tidak mungkin kamu tidak memahami pertanyaannya, kan? Mungkin kamu hanya tidak mampu menjawab pertanyaan, sedangkan pertanyaan itu sendiri sebenarnya tidak begitu sulit, kan?"
Jauh di lubuk hatinya, Karuizawa tahu kata-katanya ini terlalu dibuat-buat.
Tapi dia tidak mengubah sikapnya, dia merasa harus pura-pura bodoh di sini.
Namun, saat suasana di tempat itu semakin memanas, tak terhindarkan keraguan pada Ayanokouji semakin dalam.
"Apa kau sudah lupa? Pertanyaannya itu bahkan membuat Sakayanagi dan Ichinose tidak bisa mendapatkan nilai sempurna."
"Bisa saja dia hanya kebetulan tahu pertanyaan itu, kan?"
"Barusan sudah kukata―"
Yukimura telah melampaui batas amarahnya dan hampir kehabisan kata-kata.
Dan kemudian, setelah mengatur emosinya, dia mulai menjelaskan.
"Aku... yah, pada dasarnya, pria itu... kemungkinan mahir dalam bidang matematika di tingkat yang sulit dipercaya, kurasa."
"Jadi apa masalahnya? Seperti yang kukatakan, dia adalah seorang genius matematika, benar kan?"
"Bukan itu poin utamanya. Jika itu masalahnya, maka pria itu―"
"Ah, maaf mengganggu. Aku sudah memikirkannya..."
Tepat saat percakapan beralih ke arah yang tak terduga, Minami Setsuya bergabung ke dalam percakapan itu.
"Memang agak membingungkan bahwa Aynokouji mendapatkan nilai sempurna, dan kurasa tidak ada yang aneh dengan perkataan Yukimura. Hanya saja, bukankah ini terjadi terlalu tiba-tiba? Lagipula, dia sebelumnya tidak pernah mendapatkan nilai yang luar biasa."
Kali ini pernyataan itu seolah-olah memperkuat kata-kata Yukimura, namun di saat yang sama juga menimbulkan kecurigaan dari arah yang berbeda.
"Itulah sebabnya aku penasaran, apa Ayanokouji ini melakukan sesuatu?"
Gagasan yang muncul di benak Yukimura dan siswa lainnya adalah "Ayanokouji adalah siswa yang genius di bidang matematika". Namun, muncul pendapat lain yang menolak hal itu.
"Bagaimana jika dia tidak melakukannya dengan kemampuannya sendiri?"
"Bisa jadi begitu. Seperti melihat lembar soal sebelumnya atau sesuatu seperti itu. Apa kalian ingat, itu pernah terjadi di tahun pertama? Ulangan yang berisi pertanyaan sama persis seperti tahun-tahun sebelumnya!"
Setelah mengingat hal ini, Ike Kanji mengatakannya dengan keras.
Pada musim semi tahun lalu, teman sekelasnya mendapatkan soal di masa lalu dari siswa tahun ketiga. Ulangan itu bisa dikatakan sangat sulit, tapi jika mengingat jawabannya, siapapun bisa mendapatkan nilai tinggi.
"Tapi kalau soalnya sama persis dengan soal yang ada di masa lalu, bukankah aneh kalau dia tidak memberi kita informasi itu? Dan lebih anehnya lagi, tidak ada seorangpun di kelas lain yang menyadari cara itu."
Mendengar pernyataan Ike, Miyamoto dengan tenang menunjukkan bagian-bagian yang tidak bisa dia terima.
"Lalu... Bagaimana kalau itu cara yang tidak boleh di sebutkan? Mengetahui jawaban sebelum menerima pertanyaan... seperti... kecurangan."
"Curang? Bagaimana caranya berbuat curang?"
Shinohara yang berdiri disampingnya, memintanya untuk menjelaskan pernyataannya itu.
"Meretas komputer sekolah atau mencuri jawaban! Banyak kemungkinannya!"
"Itu sama bodohnya dengan apa yang dikatakan Karuizawa..."
Yukimura merasa pusing, melihat kekacauan kelas yang sudah tidak terkendali.
Tapi entah kenapa, waktu terasa mengalir dengan cepat karena topik spekulatif ini.
Diskusi yang semakin memanas berfokus pada kemungkinan bahwa Ayanokouji tidak menyelesaikan soal dengan kemampuannya sendiri, melainkan memperoleh jawaban dengan cara lain.
Mengingat dia tidak pernah mendapatkan nilai tinggi sebelumnya, mungkin jalann diskusi ini adalah hal yang wajar.
Tapi orang yang membalikkan arah adalah Sudou Ken, yang telah diam mendengarkan sampai saat ini.
Dia berdiri dari kursinya, dengan tubuh yang tingginya mencapai 186 cm, dia langsung menarik perhatian seluruh siswa di kelas.
"Kalian nampak terlalu bersemangat, tapi kalian tidak punya bukti Ayanokouji melakukan kecurangan, kan? Jangan langsung menyimpulkan saat orang yang bersangkutan tidak ada di sini."
Kata-kata itu cukup masuk akal, tapi mereka semua terkejut mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Sudou.
Terutama Ike, yang sudah lama berteman baik dengan Sudou, sepertinya dia kurang senang.
"Apa maksudmu, Ken? Apa mungkin kau memihak Ayanokouji?"
"Bukan begitu maksudku. Tapi, tidak mungkin dia bisa melihat lembar soal dengan mudah, kan? Aku hanya berpikir kemungkinannya lebih tinggi bahwa dia mendapatkan nilai sempurna dengan kemampuannya sendiri."
Bagian kedua dari apa yang dia katakan tidak begitu jelas, tapi dia tetap menyatakan pendapatnya.
"Jika berbicara tentang kemampuan, nilai akademisnya di OAA bulan lalu lebih rendah dariku, kan? Jadi tidak mungkin dia tidak berbuat curang."
Miyamoto yang telah melihat data OAA yang baru saja diperbarui setelah sekolah, berkata begitu seolah-olah yakin bahwa Ayanokouji telah melakukan kecurangan.
"Itu berarti dia sudah berbeda dari tahun lalu. Siapa saja bisa berkembang lebih baik."
"Bukankah yang dikatakan Sudou-kun itu benar? Bahkan, kemampuan akademik Sudou-kun telah melampaui Miyamoto-kun."
Kritik tajam Karuizawa membuat Miyamoto malu sesaat.
Setahun yang lalu, menyebut Sudou sebagai yang terburuk sepanjang tahun bukanlah sesuatu yang berlebihan. Tapi sekarang, setelah pembaruan OAA, kemampuan akademiknya tiba-tiba naik menjadi 54 poin. Memang benar itu hanya berselisih satu poin dengan Miyamoto yang mendapatkan nilai 53 poin, tapi itu tetap lebih tinggi.
"Y-Yah, itu karena Sudou berusaha keras untuk belajar, aku mengakui perkembangannya, tapi... kalau Ayanokouji berkembang terlalu pesat, dan juga itu terlalu cepat!"
"Jadi itulah sebabnya, ada kemungkinan dia menahan diri seperti Kouenji!"
Sekarang, topik yang dikatakan Karuizawa sebelumnya mengenai genius matematika dimulai lagi.
Sepertinya inti percakapan sudah ditetapkan, dan menuju ke arah yang buruk.
"Kalau begitu, bukankah itu lebih bermasalah? Itu berarti dia tidak berkontribusi pada kelas, kan?"
Poin yang bisa saja dia dapatkan, tapi dia sengaja tidak meraihnya.
Jika dia benar-benar menyembunyikan kemampuannya, maka tidak ada yang salah dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Ike.
Sudou-tachi, yang selalu berhubungan baik dengan teman mereka, akan segera terjerumus ke dalam perselisihan internal.
Menilai bahwa hal ini tidak bisa dibiarkan berlangsung lebih lama lagi, salah satu siswa bertindak sebagai penengah.
"Semuanya, mari kita tenang sedikit. Kita tidak akan bisa menyelesaikan masalah dengan amarah, bukan?"
Pada saat suasana kelas semakin memburuk, Hirata Yousuke melangkah masuk dan meminta jeda. Biasanya, Hirata memimpin diskusi untuk menyatukan kelas, dia tetap diam sampai sekarang hingga akhirnya dia mulai bicara. Dia memutuskan untuk menunggu hingga yakin dengan pertimbangkan dan pemikiran siswa di kelas, sebelum bertindak untuk memberi solusi.
Pertama, Hirata berbicara pada Sudou dengan ramah.
"Sudou-kun, bukankah sudah hampir waktunya untuk melakukan aktifitas klub?"
"Eh? Ahhhh, aku jadi ingat setelah kau mengatakannya..."
Pertanyaan Hirata yang tiba-tiba itu membawa Sudou kembali ke dalam kenyataan.
"Aku tahu kau prihatin dengan topik ini, tapi saat ini ada banyak hal yang tidak pasti. Kurasa tidak baik bagimu membiarkan aktifitas klubmu terlantar hanya karena spekulasi belaka. Kau tahu bahwa sekarang alasan "terlambat sekali saja" tidak akan berfungsi, kan?"
Saat ini, tujuan utama Hirata adalah mengurangi jumlah siswa dalam kelas.
Dia menenangkan Sudou dan yang lainnya, yang semakin memanas hingga lupa dengan aktifitas klub mereka. Pengenalan OAA menyebabkan bertambahnya jumlah siswa yang khawatir dengan nilai mereka, termasuk Sudou.
Sudou mengambil tasnya dengan tenang, setelah melirik sekilas Horikita Suzune yang tidak mengatakan apapun terhadap keributan ini, dia meninggalkan ruang kelas. Di ikuti oleh siswa lain yang juga memiliki aktifitas klub.
"Aku juga harus pergi. Maaf, aku akan menyerahkan Keisei kepadamu."
"Ya. Sampai jumpa, Miyacchi."
Miyake, salah satu anggota grup Ayanokouji, mengemasi barang-barangnya dan meninggalkan kelas yang sedang dalam suasana bergejolak. Sakura dan Hasebe mengantar kepergiannya.
Meskipun ada beberapa siswa yang pergi, lebih dari setengah siswa kelas itu masih menetap di ruang kelas.
***
Selanjutnya Chapter 1 Part 2
Teruhiko Yukimura berkali-kali mengguncangkan kakinya, sambil melihat ke arah pintu masuk kelas.
"Bisakah kamu tenang sedikit? Ini bahkan belum sampai 5 menit sejak Kiyopon pergi. Dia dipanggil oleh Sensei, kan? Berarti dia tidak akan kembali dalam waktu dekat."
Hasebe Haruka, teman sekelas sekaligus teman terdekat, bicara pada Yukimura.
Sakura Airi dan Miyake Akito duduk di kedua sisinya.
"Aku sudah tenang... tidak perlu khawatir," jawab Yukimura.
Meskipun dia berhenti mengguncangkan kakinya, tidak lama setelah itu dia kembali tegang. Dia diam-diam mengguncang kakinya ke atas dan ke bawah, dan itu pun menggesek celananya.
Yukimura berencana untuk bicara dengan Ayanokouji sepulang sekolah, tapi dia menundanya karena kehadiran Horikita. Kemudian dia mendengar dari gadis itu bahwa Chabashira memanggilnya, setelah itu Ayanokouji pergi ke suatu tempat, dia terpaksa harus menunggu di ruang kelas hingga Ayanokouji kembali. Hasebe menghela nafas, dan mengarahkan pandangannya ke luar jendela.
Gadis ini tahu bahwa Yukimura tidak biasanya mengguncangkan kaki, dia pun sadar tidak ada gunanya lagi menenangkan Yukimura. Suasana di Kelas 2-D terasa berat.
Langit biru yang cerah di musim semi pada bulan Mei ini, tampak begitu indah, pikir Hasebe dalam benaknya.
Kemudian, dia memikirkannya lagi, kenapa situasinya berakhir jadi seperti ini?
Pada ujian khusus di bulan April, siswa kelas satu berpasangan dengan siswa kelas dua untuk menyelesaikan ujian.
Ujian khusus itu merangkup 5 mata pelajaran, teman mereka Ayanokouji Kiyotaka.. mendapatkan nilai sempurna dalam ujian matematika.
Jika itu adalah ujian biasa, itu tidak terlalu mengejutkan melihat siswa mendapatkan nilai sempurna.
Dengan kemampuan akademis yang tinggi, Yukimura adalah siswa yang telah mendapatkan nilai sempurna agak beberapa kali. Tentu saja, ada pula siswa yang sesekali mendapatkan nilai sempurna. Mereka belajar dengan giat sebelum ujian, atau mendapatkan keberuntungan dalam ujian.
Tapi, ujian kali ini sangat jauh berbeda dari ujian-ujian sebelumnya.
Meskipun tidak sepintar Yukimura, Hasebe dapat menyadarinya samar-samar.
Dalam ujian khusus ini, terlepas dari subjekmya, Ayanokouji Kiyotaka adalah satu-satunya siswa di kelas yang mendapatkan nilai sempurna.
Tidak bisa dijelaskan apakah ini sudah disiapkan sebelumnya atau hanya sebuah kebetulan.
"Sudah 6 menit, ya... Kurasa dia tidak akan segera kembali."
Sebagai teman, dia tidak bisa meninggalkan Yukimura yang sedang gelisah. Hasebe berencana untuk membahas topik yang berbeda, tapi pada akhirnya, dia memutuskan untuk tetap diam dan menyerahkan topik pembicaraan pada Yukimura. Meskipun alasan utamanya ingin melakukan itu demi mengalihkan pikiran Yukimura, Hasebe sendiri juga ingin tahu fakta mengenai Ayanokouji yang mendapatkan nilai sempurna dalam mata pelajaran matematika.
"Apakah soalnya sangat sulit?"
Mendengar pertanyaan itu, Yukimura mengangguk tanpa ragu.
"Masalahnya bukan soalnya yang sulit atau tidak. Aku bahkan tidak mengerti maksud dari soal-soal ujian itu."
Apa yang dimaksud Yukimura bukan karena dia tidak bisa menjawab soalnya, melainkan dia tidak bisa memahami soal-soal tersebut.
"Setelah ujian selesai, aku mencoba menganalisis soal yang kuingat, dan aku menyadari bahwa soal-soal itu di luar jangkauan siswa SMA. Dengan kata lain, itu adalah soal yang seharusnya tidak bisa kita selesaikan."
"Apa-apaan itu? Apakah sekolah memiliki masalah? Pertanyaannya bahkan sudah berada diluar jangkauan ujian."
"Ini benar-benar tidak masuk akal. Itu sebabnya poin yang kau dapatkan setiap mata pelajaran turun drastis. Tapi ada juga pertanyaan yang mudah, tidak seperti yang dikatakan Chabashira-sensei."
Selain pertanyaan sulit yang tak terduga, ada juga beberapa pertanyaan tingkat rendah yang termasuk ke dalam ujian.
"Jadi mereka menebusnya dengan menaikkan nilai rata-rata kita?"
"Lagipula, hasil ujian terkait langsung dengan pengusiran. Itu sangat membantu kelas."
Itu merupakan sesuatu yang membahagiakan, tapi bagi Yukimura, itu hanyalah sesuatu yang sepele.
"Ayanokouji mendapatkan nilai sempurna, yang seharusnya tidak bisa didapatkan. Aku... sepertinya sedang menyaksikan trik sulap."
Fakta bahwa Yukimura sengaja memanggil nama belakangnya, jelas menunjukkan kebencian Yukimura.
"J-Jadi dia berhasil menjawab pertanyaan seperti itu, Kiyotaka-kun sungguh menakjubkan!"
Sakura mengatakan ini dengan senyum cerah di wajahnya, dia mencoba untuk mengubah suasana yang suram ini.
Namun itu malah berefek sebaliknya, wajah Yukimura semakin menegang.
"Aku berusaha untuk memahami kemampuan akademik 'kalian semua' selama tahun pertama, setidaknya aku sudah paham sampai tingkat tertentu. Itu sebabnya aku sangat terkejut dengan hasil ini, aku menilai tidak ada dari kalian yang bisa menjawab pertanyaan tersebut, berdasarkan perkiraanku.
(Tl note : ' anggota grup Ayanokouji)
"Ceritakan lebih banyak."
Mendengar percakapan grup Ayanokouji, Shinohara ikut bergabung.
Sebelum Yukimura menyadarinya, banyak teman sekelas yang mendengarkan perkataannya.
"Kalian semua sudah memeriksanya di tablet, kan? Apakah ada siswa di kelas kita yang mendapat nilai sempurna di salah satu mata pelajaran? Tidak, coba kalian lihat juga kelas-kelas lain, kalian akan mengerti nanti. Lilhatlah hasil keseluruhan tahun kedua. Tidak ada satupun siswa yang mendapat nilai sempurna, bahkan Ichinose ataupun Sakayanagi."
Fakta mengatakan lebih keras daripada kata-kata. Yukimura menunjukkan kenyataan dari apa yang terjadi dan meletakkan tablet di atas meja.
Di sana, terlihat hasil ujian siswa selain Kelas 2-D.
"Aku bahkan tidak tahu ini. Kau bisa melihat hasil ujian siswa di kelas lain. Bagaimana caranya?"
Shinohara yang terkejut mengambil tablet yang diberikan padanya, dia mengusap layar tablet itu seolah-olah tidak percaya akan hal itu.
"Entahlah. Mungkin karena pengenalan OAA, atau mungkin karena alasan lain. Apapun alasannya, kita harus menunggu sampai pengumuman detail ujian berikutnya untuk mengetahui jawabannya."
"Waaah, aku tidak suka ini! Bukankah ini berarti banyak yang akan mengetahui nilaiku? Ini sangat buruk!"
Karuizawa Kei, pemimpin para gadis di kelas mengatakan ini dengan kesal
Kemudian dia melanjutkan―
"Mungkin Ayanokouji-kun hanya jenius dalam bidang matematika saja! Kalian tahu kan, terkadang dalam drama di TV, ada seorang protagonis yang menggunakan pengetahuan matematika atau semacamnya untuk menyelesaikan kasus pembunuhan? Aku merasa seperti itu."
Meskipun perkataannya itu sedikit melenceng dari topik saat ini dan bisa saja dianggap sebagai angin lalu, Mendengar kata-kata Karuizawa itu, Yukimura menyangkalnya dengan wajah tercengang.
"Kalau begitu katakan padaku, mengapa dia tidak mendapatkan nilai sempurna pada ujian matematika sebelumnya? Jika dia bisa menjawab pertanyaan sesulit ini, tidak masuk akal baginya tidak mendapatkan nilai sempurna atau mendekatinya selama ini."
Yukimura menekankan hal itu, dia seolah-olah merasa yang lain telah melupakan inti pembicaraan.
"Apa gunanya menanyakan itu padaku? Yah, mungkin dia belajar sangat keras selama liburan musim semi, atau semacamnya?"
Jawaban yang tidak tepat dari Karuizawa membuat Yukimura semakin jengkel.
"Ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan dalam waktu singkat. Bahkan jika dia telah mempelajari tingkat yang lebih tinggi daripada yang bisa kubayangkan, itu tidak menjelaskan alasan dia bisa menyelesaikan soal yang jauh di luar pengetahuan siswa SMA! Kalau kau bahkan tidak dapat memahami hal itu, lebih baik tutup mulutmu."
(Wkwkwk ngegas)
Respons yang blak-blakan itu agak mengganggu bagi Karuizawa, dan membuatnya hampir mendekati titik kemarahan.
"Aku tidak tahu apa-apa tentang itu. Jadi bisakah kamu berhenti marah-marah begitu? Kamu membuatku kesal."
"Ya, ya! Bukankah itu aneh kalau kamu melampiaskan amarahmu pada Karuizawa-san?"
Maezono juga membalas perkataan Yukimura, untuk membantu Karuizawa.
Karuizawa yang telah mendapatkan sekutu, segera berbalik dan mulai menggali apa yang dikatakan Yukimura.
"Kamu bermulut besar, tapi tidak mungkin kamu tidak memahami pertanyaannya, kan? Mungkin kamu hanya tidak mampu menjawab pertanyaan, sedangkan pertanyaan itu sendiri sebenarnya tidak begitu sulit, kan?"
Jauh di lubuk hatinya, Karuizawa tahu kata-katanya ini terlalu dibuat-buat.
Tapi dia tidak mengubah sikapnya, dia merasa harus pura-pura bodoh di sini.
Namun, saat suasana di tempat itu semakin memanas, tak terhindarkan keraguan pada Ayanokouji semakin dalam.
"Apa kau sudah lupa? Pertanyaannya itu bahkan membuat Sakayanagi dan Ichinose tidak bisa mendapatkan nilai sempurna."
"Bisa saja dia hanya kebetulan tahu pertanyaan itu, kan?"
"Barusan sudah kukata―"
Yukimura telah melampaui batas amarahnya dan hampir kehabisan kata-kata.
Dan kemudian, setelah mengatur emosinya, dia mulai menjelaskan.
"Aku... yah, pada dasarnya, pria itu... kemungkinan mahir dalam bidang matematika di tingkat yang sulit dipercaya, kurasa."
"Jadi apa masalahnya? Seperti yang kukatakan, dia adalah seorang genius matematika, benar kan?"
"Bukan itu poin utamanya. Jika itu masalahnya, maka pria itu―"
"Ah, maaf mengganggu. Aku sudah memikirkannya..."
Tepat saat percakapan beralih ke arah yang tak terduga, Minami Setsuya bergabung ke dalam percakapan itu.
"Memang agak membingungkan bahwa Aynokouji mendapatkan nilai sempurna, dan kurasa tidak ada yang aneh dengan perkataan Yukimura. Hanya saja, bukankah ini terjadi terlalu tiba-tiba? Lagipula, dia sebelumnya tidak pernah mendapatkan nilai yang luar biasa."
Kali ini pernyataan itu seolah-olah memperkuat kata-kata Yukimura, namun di saat yang sama juga menimbulkan kecurigaan dari arah yang berbeda.
"Itulah sebabnya aku penasaran, apa Ayanokouji ini melakukan sesuatu?"
Gagasan yang muncul di benak Yukimura dan siswa lainnya adalah "Ayanokouji adalah siswa yang genius di bidang matematika". Namun, muncul pendapat lain yang menolak hal itu.
"Bagaimana jika dia tidak melakukannya dengan kemampuannya sendiri?"
"Bisa jadi begitu. Seperti melihat lembar soal sebelumnya atau sesuatu seperti itu. Apa kalian ingat, itu pernah terjadi di tahun pertama? Ulangan yang berisi pertanyaan sama persis seperti tahun-tahun sebelumnya!"
Setelah mengingat hal ini, Ike Kanji mengatakannya dengan keras.
Pada musim semi tahun lalu, teman sekelasnya mendapatkan soal di masa lalu dari siswa tahun ketiga. Ulangan itu bisa dikatakan sangat sulit, tapi jika mengingat jawabannya, siapapun bisa mendapatkan nilai tinggi.
"Tapi kalau soalnya sama persis dengan soal yang ada di masa lalu, bukankah aneh kalau dia tidak memberi kita informasi itu? Dan lebih anehnya lagi, tidak ada seorangpun di kelas lain yang menyadari cara itu."
Mendengar pernyataan Ike, Miyamoto dengan tenang menunjukkan bagian-bagian yang tidak bisa dia terima.
"Lalu... Bagaimana kalau itu cara yang tidak boleh di sebutkan? Mengetahui jawaban sebelum menerima pertanyaan... seperti... kecurangan."
"Curang? Bagaimana caranya berbuat curang?"
Shinohara yang berdiri disampingnya, memintanya untuk menjelaskan pernyataannya itu.
"Meretas komputer sekolah atau mencuri jawaban! Banyak kemungkinannya!"
"Itu sama bodohnya dengan apa yang dikatakan Karuizawa..."
Yukimura merasa pusing, melihat kekacauan kelas yang sudah tidak terkendali.
Tapi entah kenapa, waktu terasa mengalir dengan cepat karena topik spekulatif ini.
Diskusi yang semakin memanas berfokus pada kemungkinan bahwa Ayanokouji tidak menyelesaikan soal dengan kemampuannya sendiri, melainkan memperoleh jawaban dengan cara lain.
Mengingat dia tidak pernah mendapatkan nilai tinggi sebelumnya, mungkin jalann diskusi ini adalah hal yang wajar.
Tapi orang yang membalikkan arah adalah Sudou Ken, yang telah diam mendengarkan sampai saat ini.
Dia berdiri dari kursinya, dengan tubuh yang tingginya mencapai 186 cm, dia langsung menarik perhatian seluruh siswa di kelas.
"Kalian nampak terlalu bersemangat, tapi kalian tidak punya bukti Ayanokouji melakukan kecurangan, kan? Jangan langsung menyimpulkan saat orang yang bersangkutan tidak ada di sini."
Kata-kata itu cukup masuk akal, tapi mereka semua terkejut mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Sudou.
Terutama Ike, yang sudah lama berteman baik dengan Sudou, sepertinya dia kurang senang.
"Apa maksudmu, Ken? Apa mungkin kau memihak Ayanokouji?"
"Bukan begitu maksudku. Tapi, tidak mungkin dia bisa melihat lembar soal dengan mudah, kan? Aku hanya berpikir kemungkinannya lebih tinggi bahwa dia mendapatkan nilai sempurna dengan kemampuannya sendiri."
Bagian kedua dari apa yang dia katakan tidak begitu jelas, tapi dia tetap menyatakan pendapatnya.
"Jika berbicara tentang kemampuan, nilai akademisnya di OAA bulan lalu lebih rendah dariku, kan? Jadi tidak mungkin dia tidak berbuat curang."
Miyamoto yang telah melihat data OAA yang baru saja diperbarui setelah sekolah, berkata begitu seolah-olah yakin bahwa Ayanokouji telah melakukan kecurangan.
"Itu berarti dia sudah berbeda dari tahun lalu. Siapa saja bisa berkembang lebih baik."
"Bukankah yang dikatakan Sudou-kun itu benar? Bahkan, kemampuan akademik Sudou-kun telah melampaui Miyamoto-kun."
Kritik tajam Karuizawa membuat Miyamoto malu sesaat.
Setahun yang lalu, menyebut Sudou sebagai yang terburuk sepanjang tahun bukanlah sesuatu yang berlebihan. Tapi sekarang, setelah pembaruan OAA, kemampuan akademiknya tiba-tiba naik menjadi 54 poin. Memang benar itu hanya berselisih satu poin dengan Miyamoto yang mendapatkan nilai 53 poin, tapi itu tetap lebih tinggi.
"Y-Yah, itu karena Sudou berusaha keras untuk belajar, aku mengakui perkembangannya, tapi... kalau Ayanokouji berkembang terlalu pesat, dan juga itu terlalu cepat!"
"Jadi itulah sebabnya, ada kemungkinan dia menahan diri seperti Kouenji!"
Sekarang, topik yang dikatakan Karuizawa sebelumnya mengenai genius matematika dimulai lagi.
Sepertinya inti percakapan sudah ditetapkan, dan menuju ke arah yang buruk.
"Kalau begitu, bukankah itu lebih bermasalah? Itu berarti dia tidak berkontribusi pada kelas, kan?"
Poin yang bisa saja dia dapatkan, tapi dia sengaja tidak meraihnya.
Jika dia benar-benar menyembunyikan kemampuannya, maka tidak ada yang salah dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Ike.
Sudou-tachi, yang selalu berhubungan baik dengan teman mereka, akan segera terjerumus ke dalam perselisihan internal.
Menilai bahwa hal ini tidak bisa dibiarkan berlangsung lebih lama lagi, salah satu siswa bertindak sebagai penengah.
"Semuanya, mari kita tenang sedikit. Kita tidak akan bisa menyelesaikan masalah dengan amarah, bukan?"
Pada saat suasana kelas semakin memburuk, Hirata Yousuke melangkah masuk dan meminta jeda. Biasanya, Hirata memimpin diskusi untuk menyatukan kelas, dia tetap diam sampai sekarang hingga akhirnya dia mulai bicara. Dia memutuskan untuk menunggu hingga yakin dengan pertimbangkan dan pemikiran siswa di kelas, sebelum bertindak untuk memberi solusi.
Pertama, Hirata berbicara pada Sudou dengan ramah.
"Sudou-kun, bukankah sudah hampir waktunya untuk melakukan aktifitas klub?"
"Eh? Ahhhh, aku jadi ingat setelah kau mengatakannya..."
Pertanyaan Hirata yang tiba-tiba itu membawa Sudou kembali ke dalam kenyataan.
"Aku tahu kau prihatin dengan topik ini, tapi saat ini ada banyak hal yang tidak pasti. Kurasa tidak baik bagimu membiarkan aktifitas klubmu terlantar hanya karena spekulasi belaka. Kau tahu bahwa sekarang alasan "terlambat sekali saja" tidak akan berfungsi, kan?"
Saat ini, tujuan utama Hirata adalah mengurangi jumlah siswa dalam kelas.
Dia menenangkan Sudou dan yang lainnya, yang semakin memanas hingga lupa dengan aktifitas klub mereka. Pengenalan OAA menyebabkan bertambahnya jumlah siswa yang khawatir dengan nilai mereka, termasuk Sudou.
Sudou mengambil tasnya dengan tenang, setelah melirik sekilas Horikita Suzune yang tidak mengatakan apapun terhadap keributan ini, dia meninggalkan ruang kelas. Di ikuti oleh siswa lain yang juga memiliki aktifitas klub.
"Aku juga harus pergi. Maaf, aku akan menyerahkan Keisei kepadamu."
"Ya. Sampai jumpa, Miyacchi."
Miyake, salah satu anggota grup Ayanokouji, mengemasi barang-barangnya dan meninggalkan kelas yang sedang dalam suasana bergejolak. Sakura dan Hasebe mengantar kepergiannya.
Meskipun ada beberapa siswa yang pergi, lebih dari setengah siswa kelas itu masih menetap di ruang kelas.
***
Selanjutnya Chapter 1 Part 2
Komentar
Posting Komentar